BERSEPEDA, OBAT AMPUH
KEDEKATAN
Tua gak jadi masalah |
Suatu saat di libur akhir pekan, saya bangunkan dua putri
saya lebih pagi dari biasanya. Seperti
yang saya janjikan sebelumnya, saat inilah waktu yang paling tepat untuk berpetualang dengan bersepeda onthel keliling kampung. Tujuan utama tentu saja refreshing, sekaligus
melatih putri tertua saya yang baru saja “agak pandai” naik sepeda dengan
terjun langsung menaati peraturan di jalan raya. Sementara adiknya yang baru menjelang empat
tahun saya dudukkan di depan sadel sepeda saya dengan kursi hasil sedikit
modifikasi.
Saat bangun saya dapat melihat, betapa mata mereka
berbinar-binar tanda rasa senang luar biasa.
Maklum, selama satu pekan penuh dari pagi sampai malam saya dan istri disibukkan oleh pekerjaan.
Pelan-pelan saya bawa kedua putri kecil saya bersepeda menyusuri
jalan-jalan sekitar perumahan dan kampung.
Volume kendaraan yang minim sangat membantu saya mengawasi si sulung
yang ngonthel di depan saya. Sengaja saya suruh berjalan di depan saya
agar mudah mengawasinya, serta memberinya arahan saat akan ada mobil atau
sepeda motor yang akan mendahului kami.
Asyiknya bersepeda |
Agar lebih mengamankan kegiatan, saya belokkan arah ke
perumahan yang relatif sepi dari kendaraan.
Dan di sebuah tanah lapang yang asri, kami berhenti sejenak untuk
istirahat sekaligus menyantap bekal yang sudah kami siapkan. Dan kemudian, acara selanjutnya adalah
bermain berlarian di tanah lapang tersebut.
Seperti anak kecil lainnya, kedua putri saya dengan
sangat bersemangat kesana-kemari berlarian mengejar capung atau kupu-kupu yang
kebetulan lewat. Dapat saya rasakan,
betapa riangnya mereka bersama ayahnya yang jarang bisa bermain menghabiskan
pagi bersama.
Di kesempatan itu pula saya tanamkan doktrin-doktrin
positif tentang pentingnya menjaga lingkungan, membuang sampah pada tempatnya,
dan yang terakhir rasa syukur kepada yang Maha Kuasa atas rezeki kesehatan yang
kami punyai.
Saat petualangan kami selesai, di rumah sudah menunggu
ibu mereka dengan berbagai menu sarapan mengundang selera. Anda bisa bayangkan, kedua putri saya makan
seperti porsi raksasa. Maklum saja,
seluruh energi mereka pakai saat mengejar capung dan kupu-kupu.
Ayo rame-rame |
Malam harinya, saat mereka tertidur pulas saya bisa
merasakan, betapa kegiatan yang kelihatan sepele ini, memberikan efek yang luar
biasa. Penghormatan, rasa sayang dan
kedekatan mereka kepada saya jadi lebih menonjol. Jadi, tidak ada susahnya kan membangun
kedekatan dengan mereka? Atau mungkin
Anda punya cara lain?
0 komentar:
Posting Komentar
Anda Dapat Memberikan Komentar Di Sini